Navigation

Transformasi Transportasi Umum Indonesia: Inovasi, Integrasi, dan Energi Bersih

09 Jun 2025 Taufik Hidayat 47 views

IndSight – Dalam upaya mempercepat pembangunan transportasi publik, pemerintah Indonesia menyoroti berbagai sistem transportasi umum dari berbagai negara di dunia sebagai bahan acuan.

Kota-kota seperti Paris, Tokyo, Singapura, hingga Curitiba (Brasil) menunjukkan bahwa layanan publik yang efisien, terjangkau, dan ramah lingkungan bukan lagi sekadar mimpi. Indonesia pun berpotensi besar mengadopsi model serupa, dengan penyesuaian pada konteks lokal.

Negara dengan Transportasi Umum Terbaik

Survei McKinsey Global Transport dan Time-Out World Transport Report 2025 menempatkan Singapura sebagai negara dengan sistem transportasi umum terbaik berkat layanan MRT dan LRT yang andal, bersih, dan tepat waktu. Hong Kong mengikuti dengan sistem MTR yang terintegrasi menggunakan kartu Octopus.

Baca Juga: Nggak Perlu Capek Stalking! Ini Cara Lihat Influencer & Kompetitor dalam 1 Dashboard

Di Eropa, Berlin dan Swiss menjadi unggulan dengan jaringan kereta yang luas dan tepat waktu. Kota Skandinavia seperti Stockholm dan Copenhagen juga mendapat nilai tinggi berkat transportasi berkelanjutan.

Tokyo, Seoul, serta kota besar China seperti Shanghai dan Beijing dikenal memiliki jaringan transportasi terbesar dan sering digunakan, dengan tarif terjangkau dan teknologi ramah lingkungan. Sementara itu, Prague menjadi contoh kota sedang dengan transportasi publik efisien.

Secara keseluruhan, laporan global 2025 menegaskan tren sistem transportasi umum yang andal, nyaman, berkelanjutan, dan terjangkau.

Baca Juga: IndSight Buktikan: Big Data dan AI Bisa Bikin Strategi Kamu Melesat Tinggi!

Inovasi Teknologi Global

Sebagian Negara telah menerapkan inovasi berbasis digital yakni AI dan IoT. Australia, melalui Monash Institute of Railway Technology, mengembangkan sensor untuk memantau kondisi rel secara real-time yang telah digunakan di Hong Kong dan Dubai.

Di Korea Selatan, “Climate Card” seharga 65.000 won per bulan (sekitar Rp750.000) memberikan akses tak terbatas ke MRT, bus, dan sepeda umum. Integrasi sistem ini mengurangi ketergantungan warga pada kendaraan pribadi secara signifikan.

Bagaimana dengan Transportasi Umum Indonesia?

Indonesia telah memulai langkah progresif melalui pengembangan MRT Jakarta, LRT Jabodebek, dan sistem Transjakarta. Namun, dibandingkan negara lain, cakupan jaringan transportasi masih terbatas dan belum sepenuhnya terintegrasi.

Program Jak Lingko, yang menggabungkan beberapa moda transportasi dengan sistem pembayaran terpusat, merupakan langkah awal yang menjanjikan. Namun, pengembangannya masih perlu ditingkatkan agar mendekati konsep Mobility as a Service (MaaS) seperti di Eropa dan Asia Timur.

Upaya elektrifikasi transportasi publik juga terus digalakkan. Pemerintah menargetkan 50% armada bus Transjakarta menggunakan tenaga listrik pada 2027. Ini sejalan dengan tren global yang mengarah pada transportasi berbasis energi bersih.

Rekomendasi Strategis

  1. Perluasan jaringan multimoda di luar Jabodetabek, khususnya di kota-kota besar seperti Surabaya, Medan, dan Makassar.
  2. Peningkatan infrastruktur digital melalui integrasi aplikasi transportasi dan sistem satu kartu.
  3. Pengembangan pusat transportasi terpadu (multimodal hub) dengan akses pedestrian dan konektivitas antar-moda.
  4. Adopsi AI dan sensor IoT untuk prediksi kepadatan, kerusakan, serta layanan pelanggan otomatis.
  5. Percepatan elektrifikasi armada, sekaligus pemberian insentif bagi operator swasta yang beralih ke energi hijau.

Komentar Netizen Terhadap Inovasi Transportasi Umum di Indonesia

Data dari IndSight periode 10 Mei – 8 Juni Data mencatat adanya penurunan signifikan dalam perbincangan mengenai transportasi umum selama periode 10 Mei hingga 8 Juni 2025. Total percakapan yang terekam mencapai 17.500, turun lebih dari separuh atau sebesar 52,31% dibandingkan periode sebelumnya.

Jumlah individu yang ikut membahas topik ini juga menyusut drastis, dari sebelumnya jauh lebih banyak menjadi hanya 3.900 orang, atau turun sebesar 63,02%. Meski begitu, perbincangan positif masih tercatat sebanyak 2.900, walaupun mengalami penurunan sekitar 21,57%. Sementara itu, perbincangan negatif turun jauh lebih tajam, mencapai 70,83%, dengan total 2.700 percakapan.

Penurunan ini mengindikasikan menurunnya minat dan intensitas diskusi masyarakat terkait transportasi umum, baik dari segi jumlah pembicara maupun sentimen yang muncul. Namun, proporsi sentimen positif yang masih relatif besar menunjukkan adanya harapan yang tersisa di tengah penurunan antusiasme tersebut.

Netizen Indonesia menunjukkan antusiasme dan harapan besar terhadap pengembangan transportasi publik yang lebih modern dan terintegrasi. Berikut beberapa tanggapan langsung dari pengguna transportasi umum melalui media sosial:

Sistem transportasi umum yang efisien, bersih, dan terintegrasi telah terbukti mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat di berbagai belahan dunia. Meski Indonesia masih tertinggal dalam hal teknologi dan infrastruktur, tren dan komitmen yang sedang dibangun menunjukkan arah yang positif.

Mengadopsi strategi dari negara seperti Jepang, Korea Selatan, Brasil, hingga Senegal bisa menjadi langkah strategis untuk menciptakan transportasi publik yang tangguh, ramah lingkungan, dan layak diakses oleh seluruh lapisan masyarakat.

Ingin Tahu Apa yang Sedang Trending di Media Sosial dan Online Media?

IndSight platform analitik untuk memantau tren, influencer, dan kompetitor secara real-time. Daftar sekarang & klaim 20 koin gratis untuk coba fitur premium! Di Sini

Taufik Hidayat

Kerja keras, healing cukup, growth jalan terus. Let’s collab or just vibe