Navigation

Di Balik Statistik Menyelami Realita Penduduk Miskin di Indonesia

04 Jun 2025 Taufik Hidayat 39 views

IndSight – Data kemiskinan seringkali cuma terlihat sebagai deretan angka di layar, tapi sebenarnya ada cerita hidup yang jauh lebih rumit di balik itu semua.

Di Indonesia, walau ekonomi terus berkembang, kehidupan sehari-hari bagi mereka yang masuk kategori miskin masih penuh dengan tantangan yang nggak mudah dilihat dari sekadar statistik.

Jadi, daripada cuma menatap angka, yuk kita coba menyelami kisah nyata di balik data tersebut, biar lebih paham apa yang sebenarnya terjadi di lapangan.

Baca Juga: Sejauh Mana Masyarakat Paham Stunting? Ini Temuan Data NoLimit

Jumlah Penduduk Indonesia pada 2025

Menurut data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Indonesia kini sudah tembus angka 284,4 juta jiwa. Angka ini menunjukkan betapa pesatnya pertumbuhan populasi di Tanah Air, yang terus bertambah dari tahun ke tahun.

Meski jumlah penduduk Indonesia terus bertambah, kabar dari Bank Dunia sedikit bikin tercenung. Lembaga keuangan internasional itu masih mengelompokkan mayoritas warga Indonesia sebagai penduduk miskin.

Bayangkan saja, sekitar 60,3% dari total populasi tahun 2024 yang mencapai 285,1 juta jiwa atau setara 171,91 juta orang masuk dalam kategori tersebut.

Baca Juga: Krisis Mikroplastik: Lingkungan Rusak, Kesehatan Terancam

Mengutip dari berbagai sumber, standar yang dipakai ini berasal dari acuan negara berpendapatan menengah ke atas. Seseorang dianggap miskin jika pengeluarannya kurang dari US$6,85 per hari.

Artinya, kalau dirupiahkan dengan kurs Rp16.800 per dolar, batasnya ada di angka Rp115.080 per orang per hari. Artinya, siapa pun yang pengeluarannya di bawah angka itu masih masuk dalam kategori miskin versi standar global.

Isu Penduduk Miskin Di Indonesia di Media Sosial

Data Penduduk Indonesia

Lewat media sosial dan berbagai portal berita online, isu soal meningkatnya jumlah penduduk miskin makin sering jadi perbincangan. Dari hari ke hari, topik ini terus mencuat dan menarik perhatian banyak orang.

Di platform media sosial, isu ini ramai dibahas dan sudah mencatat sekitar 16.600 perbincangan. Percakapannya pun terbagi dalam sentimen ada yang bernada negatif, tapi tak sedikit juga yang melihatnya dari sisi positif.

Baca Juga: IndSight Buktikan: Big Data dan AI Bisa Bikin Strategi Kamu Melesat Tinggi!

Menurut data dari IndSight, selama periode 4 Mei hingga 2 Juni, perbincangan soal isu penduduk miskin mengalami lonjakan yang cukup signifikan. Sayangnya, mayoritas obrolan yang muncul di dunia maya cenderung didominasi oleh sentimen negatif.

Fakta ini menunjukkan bahwa isu kemiskinan di Indonesia makin jadi sorotan. Nggak heran kalau banyak netizen hingga pelaku industri ikut angkat suara dan ikut membahasnya di berbagai platform.

Contohnya bisa dilihat di platform X , di mana banyak netizen menyuarakan pendapat mereka soal isu ini secara terang-terangan.

Isu ini juga nggak lepas dari maraknya pemberitaan soal efisiensi perusahaan, gelombang pemecatan massal, dan makin susahnya cari lapangan kerja belakangan ini. Semua itu bikin kekhawatiran publik makin meningkat.

Belakangan, publik juga dibuat heboh dengan gelaran job fair yang dipadati ribuan pencari kerja. Saking ramainya, banyak dari mereka rela berdesak-desakan demi bisa dapat peluang kerja yang makin langka.

Jadi, Meskipun Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi dan peningkatan jumlah penduduk, kemiskinan masih menjadi masalah serius yang tidak bisa diabaikan.

Situasi ini menggarisbawahi pentingnya memahami kemiskinan bukan hanya dari data statistik, tetapi juga dari realita sosial ekonomi yang dialami masyarakat. Upaya penanggulangan kemiskinan harus memperhatikan berbagai faktor tersebut agar bisa memberikan solusi yang tepat dan berkelanjutan.

Ingin Tahu Apa yang Sedang Trending di Media Sosial dan Online Media?

IndSight platform analitik untuk memantau tren, influencer, dan kompetitor secara real-time. Daftar sekarang & klaim 20 koin gratis untuk coba fitur premium! Di Sini

Taufik Hidayat

Kerja keras, healing cukup, growth jalan terus. Let’s collab or just vibe